Ketua Bidang Hukum Sekretariat Nasional Jokowi (Seknas Jokowi) Dedy Mawardi meminta Jenderal Gatot Nurmantyo mundur sebagai Panglima TNI jika ingin terjun di dunia politik dan mengejar kekuasaan politik.
Menurut Dedy Mawardi, situasi politik selama berkuasanya Pemerintahan Jokowi-JK nampaknya belum menunjukkan titik sejuk dan bahkan akhir-akhir ini cenderung terus memanas.
Menurut Dedy Mawardi, situasi politik selama berkuasanya Pemerintahan Jokowi-JK nampaknya belum menunjukkan titik sejuk dan bahkan akhir-akhir ini cenderung terus memanas.
Terpaan isu tak pernah berhenti selama tiga tahun ini. Mulai dari isu berbau SARA, isu Rohingya, isu PKI hingga terakhir pernyataan yang dilontarkan oleh Panglima TNI Gatot Nurmantyo tentang pembelian 5000 pucuk senjata oleh institusi non militer, serta rencana penyerbuan ke institusi tersebut.
"Entah apa yang ada dalam pikiran Panglima TNI Gatot Nurmantyo sebelum melontarkan pernyataan tentang pembelian 5000 pucuk senjata serta keinginan untuk menyerbu," kata Dedy dalam siaran pers hari ini, Senin (25/9).
Sebagai Panglima tertinggi dari angkatan bersenjata, kata Dedy, sangatlah tidak etis dan tidak bijak seorang Gatot Nurmantyo menyampaikan hal itu ke publik. Publik pun bereaksi dan kegaduhan baru pun bermunculan.
Menurut Dedy, bagi kelompok politik yang selama ini berdiri sebagai oposisi, pernyataan Panglima TNI itu seperti mendapat amunisi baru setelah amunisi yang sebelumnya seperti isu SARA, isu anti-islam, isu rohingya selalu gagal ditembakkan.
"Pernyataan itu langsung digoreng habis oleh kelompok oposisi untuk menyerang dan menyudutkan Pemerintahan Jokowi-JK. kelompok oposisi ini bergerak tanpa pernah berpikir untuk bertanya soal kebenaran pernyataan Panglima TNI itu," kata Dedy.
Dedy menambahkan Gatot Nurmantyo saat mengeluarkan pernyataan itu masih menjabat aktif sebagai Panglima TNI. Masih menjadi bagian penting dalam Pemerintahan Jokowi-JK.
"Sebagai anak buah Presiden Jokowi, Panglima TNI tidak seharusnya mengeluarkan pernyataan yang bisa merobek keutuhan dan persatuan antara institusi angkatan bersenjata seperti TNI dengan Polri maupun BIN," ujar Dedy.
"Entah apa yang ada dalam pikiran Panglima TNI Gatot Nurmantyo sebelum melontarkan pernyataan tentang pembelian 5000 pucuk senjata serta keinginan untuk menyerbu," kata Dedy dalam siaran pers hari ini, Senin (25/9).
Sebagai Panglima tertinggi dari angkatan bersenjata, kata Dedy, sangatlah tidak etis dan tidak bijak seorang Gatot Nurmantyo menyampaikan hal itu ke publik. Publik pun bereaksi dan kegaduhan baru pun bermunculan.
Menurut Dedy, bagi kelompok politik yang selama ini berdiri sebagai oposisi, pernyataan Panglima TNI itu seperti mendapat amunisi baru setelah amunisi yang sebelumnya seperti isu SARA, isu anti-islam, isu rohingya selalu gagal ditembakkan.
"Pernyataan itu langsung digoreng habis oleh kelompok oposisi untuk menyerang dan menyudutkan Pemerintahan Jokowi-JK. kelompok oposisi ini bergerak tanpa pernah berpikir untuk bertanya soal kebenaran pernyataan Panglima TNI itu," kata Dedy.
Dedy menambahkan Gatot Nurmantyo saat mengeluarkan pernyataan itu masih menjabat aktif sebagai Panglima TNI. Masih menjadi bagian penting dalam Pemerintahan Jokowi-JK.
"Sebagai anak buah Presiden Jokowi, Panglima TNI tidak seharusnya mengeluarkan pernyataan yang bisa merobek keutuhan dan persatuan antara institusi angkatan bersenjata seperti TNI dengan Polri maupun BIN," ujar Dedy.
Dedy meminta karena bagian dari pemerintahan sepatutnya Panglima TNI Gatot Nurmantyo menciptakan situasi politik yang sejuk dan damai.
"Sebaliknya jika Gatot Nurmantyo memang sudah begitu inginnya berpolitik dan mengejar kekuasaan politik maka sebaiknya dengan kesatria Gatot Nurmantyo segera mengajukan pengunduran diri sebagai Panglima TNI demi kepentingan kesatuan dan persatuan NKRI yang kita cintai ini," tutup Dedy. (tagar.id)
"Sebaliknya jika Gatot Nurmantyo memang sudah begitu inginnya berpolitik dan mengejar kekuasaan politik maka sebaiknya dengan kesatria Gatot Nurmantyo segera mengajukan pengunduran diri sebagai Panglima TNI demi kepentingan kesatuan dan persatuan NKRI yang kita cintai ini," tutup Dedy. (tagar.id)
INFORMASI SPA JAKARTA | INFORMAS THERAPIST JAKARTA | DAFTAR SPA JAKARTA | SPA MASSAGE JAKARTA | MASSAGE SPA JAKARTA . Semua informasi itu ada di dalam link ini . yuk
BalasHapusdi baca dan dapatkan informasi spa terhot di jakarta kawan
*(INFORMASI SPA JAKARTA)*
*(INFORMAS THERAPIST JAKARTA )*
*(DAFTAR SPA JAKARTA )*
*(SPA MASSAGE JAKARTA )*
*(MASSAGE SPA JAKARTA )*